Cara pandang Islam (Islamic world view) terhadap terjadinya sebuah peristiwa gempa, tsunami, atau apa pun bencana lainnya sangat berbeda dengan cara pandang positivistik dan materialistis yang melihatnya hanyalah sebagai sebuah gejala alam .
Namun, Islam melihat kejadian-kejadian tersebut selain sebagai fenomena alam biasa, juga merupakan salah satu tanda (ayat) dari kekuasaan Allah SWT, karena hanya Dialah yang paling berkuasa untuk berkehendak hal itu terjadi atau tidak (QS Yaa Siin [36]: 82).Selain itu, ketika sebuah gempa atau bencana alam terjadi, di samping menganjurkan kita untuk menaruh kepedulian dan perhatian kita kepada para korban, Islam juga mengajarkan beberapa hal yang perlu direnungkan sebagai sebuah hikmah dan pelajaran berharga.
Di antara pelajaran yang dapat diambil dari bencana gempa dan tsunami kemarin, yakni pertama, terjadinya gempa merupakan salah satu dari tanda-tanda dekatnya hari kiamat sebagaimana sabda Rasulullah: "Tidaklah kiamat akan terjadi hingga digenggamnya/diambilnya ilmu dan seringnya terjadi gempa." (HR Al-Bukhari).
Kedua, gempa dan bencana alam lainnya bagi seorang Muslim semestinya akan menambah rasa takut akan kebesaran Allah dan tunduk kepada-Nya (lihat QS Al-Israa' [17]: 59). Pada masa Rasulullah, ketika datang gerhana bulan total, Rasulullah bersama para sahabat melakukan shalat gerhana. Kemudian, beliau memberikan wejangan kepada jamaah yang hadir, "Sesungguhnya inilah ayat (tanda-tanda) kebesaran Allah, yang Allah kirimkan bukan disebabkan kematian atau hidupnya seseorang, melainkan hal itu Allah datangkan agar hamba-hamba-Nya merasa tunduk dan takut. Maka itu, jika kalian menemui hal yang demikian bergegaslah kalian berzikir, berdoa, dan beristighfar kepada-Nya dengan sepenuh hati." (HR Al-Bukhari).
Ketiga, terjadinya sebuah gempa ataupun bencana lainnya, bisa jadi merupakan tanda kemurkaan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ingkar, lalai, dan senantiasa berbuat dosa dan kerusakan. (lihat QS Al-Ankabut [29] : 40; Al-A'raf [7]: 91 dan Asy-Syuura [42] :30). Bencana ini juga seringkali datang secara tiba-tiba pada saat manusia lalai atau sibuk dengan urusannya (QS Al-A'raf [7]: 96-99).
Keempat, gempa atau bencana yang mempunyai daya destruktif yang masif, hendaknya mengingatkan kita agar berhati-hati dengan dosa-dosa kolektif. Yaitu, perbuatan dosa yang dikerjakan secara massal dalam sebuah masyarakat atau bangsa, sementara orang-orang yang saleh dan berilmu tidak menjalankan tugasnya dalam melakukan amar ma'ruf nahi munkar sehingga hukuman pun Allah timpakan bukan hanya kepada mereka yang jahat, melainkan kepada semuanya (QS Al-Anfal [8]: 25 dan Huud [11]: 117).
Kelima, dengan memperbanyak tobat dan beristighfar secara sungguh-sungguh, insya Allah suatu kaum akan diberikan keselamatan dan karunia kedamaian dari Allah SWT. (QS Al-Anfal [8]: 33 dan bagian akhir dari An-Nuur [24]: 31).
sumber : republika